DHC

Jumat, 20 Januari 2012

Bimbingan dan Konseling

A.      Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada terbimbing agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri,  pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan (Eddy Hendrarno dkk, 1987).
Secara umum hakekat bimbingan di sekolah adalah proses memberikan bantuan kepada siswa agar ia, sebagai pribadi, memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya, dan akan duania di sekitarnya, mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya,dan dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya (Eddy Hendrarno dkk, 1987).

B.       Pengertian Konseling
Konseling adalah suatu pertalian atau hubungan secara timbal balik antara dua individu, yang seorang sebagai konselor membantu yang lain sebagai konseli agar supaya konseli dapat memahami dirinya secara lebih baik dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapi baik pada saat ini maupun waktu yang akan datang (Eddy Hendrarno dkk, 1987).
Konseling sebagai salah satu upaya profesional adalah berdimensi banyak, konseling muncul karena adanya banyak pertanyaan dan masalah yang dihadapi oleh individu dan ketika individu tersebut memecahkan masalahnya individu merasa perlu mendapatkan bantuan secara rofesional. Jika dilihat dari kebberadaan konseling itu sendiri merupakan salah satu usaha bantuan profesional yang dapat disejajarkan dengan misal, psikiater, dokter, psikolog, ataupun pekerja sosial.
Konseling sebagai usaha banntuan profesional karena sifatnya yang didasarkan pada pengetahuan khusus. Menurut Mccully dan Mcpiarre (2002) suatu proses helping dinamakan sebagai adanya seseorang, didasarkan pengetahuan khasnya, menerapkan suatu teknik intelektual dalam suatu pertemuan khusus dengan maksud agar orang lain tadi dapat lebih efektif menghadapi dilema-dilema, pertentangan, yang merupakan ciri khas kondisi manusia.

C.      Tujuan Bimbingan
      Menurut Eddy Hendrarno dkk (1987) tujuuan bimbingan sebagai berikut :
          1.          Tujuan Umum
a.       Membantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
b.      Membantu anak memperoleh tungkat perkembangan yang optimal sesuai dengan kemampuannya
c.       Membantu orang tua untuk memperoleh pengertian yang lebih baik tentang kebutuhan-kebutuhan para putra-putrinya tentang kualitas perbedaan individu agar para orang tua dapat memberikan layanan bimbingan secara tepat (akurat)
         2.            Tujuan Khusus
a.       Tujuan bimbingan bagi murid
1)        Agar murid mengenal dan memahami dirinya sendiri termasuk kekuatan dan kelemahannya
2)        Agar murid dapat mengenal dan memahami lingkungannya baik lingkungan sekolah maupun luar sekolah
3)        Membantu murid agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan kecakapan, minat dan kepribadian
4)        Membantu murid agar dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
5)        Membantu mengembangkan nilai dan sikap serta sesuai dengan penerimaan diri (self aceptance)
6)        Membantu murid agar dapat mengembangkan motif intrinsik dalam bekerja sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal
7)        Membantu murid untuk memilih jurusan, mlanjutkan studi dan menempatkan murid dalam kelompok yang sesuai dengan keadaan dirinya
8)        Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada orang lain sehingga dapat menyesuaikan diri secara optimal
b.      Tujuan bimbingan  bagi guru dan sekolah
1)        Membantu guru dalam memahami perbedaan individu sehingga guru dapat menyesuaikan diri dalam mengajar sesuai dengan keunikan individu tersebut
2)        Membantu guru dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan para muridnya
3)        Membantu guru dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program pendidikan
4)        Membantu para guru agar terdorong untuk menggunakan teknikteknik bimbingan
5)        Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa yang bermacam-macam
6)        Menyelidiki latar belakang siswa
7)        Menyelenggarakan program testing, baik untuk keperluan seleksi maupun penempatan
8)        Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan personil sekolah lainnya yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan
9)        Sebagai penegak antara sekolah dan masyarakat
10)    Mengadakan penelitian terhadap murid yang telah lulus dari sekolah
c.       Tujuan bimbingan bagi orang tua
1)      Membantu orang tua dalam menghadapi masalah hubungan dengan murid-murid
2)      Agar orang tua memahami kebutuhan-kebutuhan anak
3)      Agar orang tua dapat membantu memecahkan masalah yang sesuai sdengan prinsip-prinsip bimbingan
4)      Agar orang tua mengetahui program pendidikan yang ditempuh oleh putra-putrinya
5)      Agar orang tua mempunyai dorongan untuk bekerja sama dalam membimbing putra-putrinya

D.      Tujuan Konseling
     Menurut Agus Priyanto (2009) tujuan konseling adalah :
           1.    Perubahan perilaku
Orang yang bermasalah adalah mereka yang mempunyai perilaku yang tidak diinginkan oleh lingkungan, sehingga orang tersebut akan mengubah perilaku yang bermasalah itu menjadi perilaku yang dapat diterima oleh lingkungan.
           2.    Kesehatan mental yang positif
Umumnya orang datang ke ruang konseling dengan membawa “penyakit mental”, melalui terapi konseling diharapkan klien akan dapat meningkatkan kesehatan mentalnya menuju yang lebih positif. Selain untuk menyembuhkan gangguan fisik, konselling juga dapat mencegah gangguan mental. Hanya saja individu-individu yang dapat dilayani melalui konseling adalah mereka-mereka yang masuk dalam kategori “orang normal”.  
            3.    Pemecahan masalah
Sering terjadi kesalah pahaman mengenai siapa yang akan memecahkan masalah. Apakah pemecahan masalah dilakukan oleh konselor atau oleh klien? Sebagian klien datang ke ruang konseling dengan tujuan meminta bantuan kepada konselor agar dapat menyelesaikan masalahnya. Mereka beranggapan bahwa setelah menceritakan masalahnya maka tugas konselorlah yang menyelesaikannya. Bila ini terjadi, maka hal tersebut menunjuukkan bahwa klien bergantung kepada konselor, dan hal itu tidak menumbuhkan kepribadian klien ke arah yang lebih positif. Padahal dalam hubungan konseling yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah adalah klien sendiri.
          4.    Keefektifan personal
Keefektifan personal berhubungan erat dengan pemeliharaan kesehatan mental. Blocher (dalam soedarmadji, boy dan sutijono, 2005) menyatakan bahwa pribadi yang efektif adalah yang sanggup memperhitungkan diri, waktu, dan tenaganya serta bersedia memikul resiko-resiko ekonomis, psikologis, dan fisik. Ia tampak memiliki kompetensi untuk mengenal, mendefinisikan, dan memecahkan masalah-masalah. Ia juga tampak konsisten dalam perannya yang khas, sanggup berfikir secara berbeda dan orisinal, yaitu dengan cara yang kreatif. Akhirnya, ia sanggup mengontrol dorongan-dorongan dan memberikan respon-respon yang layak terhadap frustasi, perumusan, dan ambiguitas. Semakin efektif seseorang dalam menghadapi permasalahanya, maka semakin mudah bagi mereka untuk menjalani kehidupannya.
           5.    Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang paling sulit bagi setiap manusia. Banyak ahli berpendapat bahwa tujuan konseling yang paling utama adalah pengambilan keputusan. Maksudnya adalah para akhir pertemuan konseling diharapkan klien dapat membuat dan mengambil keputusan sendiri.
Reaves dan reaves (dalam soedarmadji, Boy dan Soetijono, 2005) menyatakan bahwa tujuan utama dalam konseling adalah menstimulasi individu untuk mengevaluasi, membuat, menerima, dan berbuat atas pilihannya. Oleh karena itu, konseling membantu individu mempelajari apa yang perlu dipilih dan selanjutnya membuat pilihan. Dengan jalan ini, ia akhirnya sanggup menanggulangi keputusan-keputusan selanjutnya.

E.       Perbandingan Bimbingan dan Konseling
Dari berbagai segi dapat dibandingkan sebagai berikut :
Aspek perbandingan
Bimbingan
Konseling
Ruang lingkup dan sifatnya
Mencakup usaha yang bersifat preventif, korektif, kuratif, preservative.
Menekankan usaha yang bersifat kuratif.
Masalah
Lebih banyak menangani hal-hal yang emosional, seperti masalah belajar, pemilihan jurusan, persiapan pekerjaan.
Menitikberatkan pada masalah emosional.
Tujuan
Llebih mengutamakan pencegahan agar murid terhindar dari kesulitan apabila mengahadapi masalah yang sedang diperkirakan.
Lebih menekankan pada bantuan pemecahan masalah agar murid mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
Cara layanan
Lebih memberikan layanan secara berkelompok meskipun kadang-kadang secara individual.
Lebih memberikan layanan secara individual, kadang-kadang secara berkelompok.
Segi fungsi
Memiliki 3 fungsi : fungsi menyalurkan (distributif), fungsi menyesuaikan (adjustif), fungsi mengadaptasi (adaptif). Fungsi bimbingan disekolah, menekankan pada segi pengembangan anak dan pencegahan timbulnya masalah yang mengganggu kelancaran studi siswa.
Disamping memiliki 3 fungsi seperti pada fungsi bimbingan, juga menekankan pada pengatasan terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa
Peranan
Bimbingan disekolah mempunyai peranan untuk membantu pencapaian program dan tujuan pendidikan
Konseling lebih berperanan dalam hal membantu berlangsungnya perkembangan pribadinya secara sehat
Petugas
Pada bimbingan petugas-petugas yang melaksanakan bimbingan relative lebih mudah didapatkan, karena dapat mempergunakan tenaga guru yang telah mendapat tambahan pengetahuan mengenai dasar-dasar praktis bimbingan disekolah.
Petugas konseling (konselor) memerlukan perssyaratan khusus baik secara formil maupuun materiil, yaitu sarjana dari bimbingan dan penyuluhan, psikolog, dan mungkin petugas lain yang telah terlatih dan berpengalaman dibidang tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika.

Hendrarno, Eddy dkk. 1987. Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Semarang. Semarang: Bina Putra.

Topix. 2010. Hakekat Konseling. http://taufikgun.blogspot./2010/06/hhakekat-konseling.html (21 September 2011).

1 komentar:

  1. Boleh tanya untuk buku "Hendrarno, Eddy dkk. 1987. Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Semarang. Semarang: Bina Putra" disemarang ada dimana?

    BalasHapus