DHC

Selasa, 17 Januari 2012

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK-ANAK



PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK-ANAK

A.    AWAL MASA KANAK-KANAK
Ciri-ciri Awal Masa Kanak-Kanak
1.      Sebutan yang digunakan Orang tua
Sebagian besar orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang masalah atau usia sulit. Dengan datangnya masa kanak-kanak, sering terjadi masalah perilaku yang lebih menyulitkan dari pada masalah perawatan pisik masa bayi.
Alasan mengapa masalah perilaku lebih sering terjadi di awal masa kanak-kanak ialah karena anak-anak muda sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang pada umumnya kurang berhasil.
 Sering kali orang tua menganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia mainan karena anak muda menghabiskan sebagian besar waktu juga bermain dengan mainannya. Penyelidikan tentang permainan anak menunjukkan bahwa bermain dengan mainan mencapai puncaknya pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak, kemudian mulai menurun saat anak mencapai usia sekolah
2.      Sebutan yang digunakan para pendidik
Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat di mana anak di anggap cukup tua, baik secara pisik dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Awal masa kanak-kanak, baik di rumah maupun di lingkungan prasekolah, merupakan masa persiapan.
3.      Sebutan yang digunakan para ahli psikologi
Sebutan yang banyak digunakan para ahli psikologi adalah usia kelompok, masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu.
Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaanya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu cara yang umum dalam menjelajah lingkungan adalah dengan bertanya, jadi periode ini sering disebut sebagai usia bertanya.
Yang paling menonjol dalam periode ini adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. Oleh karena itu, periode ini juga dikenal sebagai usia meniru. Namun meskipun kecenderungan ini tampak kuat tetapi anak lebih menunjukkan kreatifitas dalam bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan masa-masa lain dalam kehidupannya. Dengan alasan ini, ahli psikologi juga menamakan periode ini sebagai usia kreatif
Tugas Dalam Perkembangan Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Pada masa bayi berakhir, semua bayi normal telah belajar berjalan meskipun dalam tingkat kecakapan yang berbeda-beda, telah belajar makan-makanan keras, dan telah mencapai tingkat stabilitas fisiologis yang cukup baik. Mereka juga sudah mempunyai pengertian sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik tetapi masih sangat kurang untuk menghadapi cakrawala sosial serta lingkungan fisik yang semakin meluas.
Demikian pula halnya dengan pengertian tentang benar dan salah. Pengetahuan tentang benar dan salah masih terbatas pada situasi rumah dan harus diperluas dengan pengertian benar dan salah dalam hubungannya dengan orang-orang di luar rumah terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan teman bermain.
Lebih penting lagi anak-anak harus meletakkan dasar-dasar untuk hati nurani sebagai bimbingan untuk perilaku benar dan salah. Hati nurani berfungsi sebagai sumber motivasi bagi anak-anak untuk melakukan apa yang diketahuinya sebagai hal yang salah bilamana mereka sudah terlalu besar untuk selalu diawasi orang tua atau pengganti orang tua.
Salah satu yang terpenting dan yang bagi banyak anak-anak merupakan tugas perkembangan yang paling sulit adalah belajar untuk berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara-saudara kandung, dan orang-orang lain. Hubungan emosional yang terdapat selama masa bayi harus diganti dengan hubungan yang lebih matang. Alasannya adalah karena hubungan dengan orang lain dalam masa bayi berdasarkan pada ketergantungan bayi pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya, terutama kebutuhan kasih sayang. Tetapi anak-anak harus belajar memberi dan menerima kasih sayang.

Perkembangan fisik
1.      Tinggi Badan
Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inci. Pada usia enam tahun tinggi anak rata-rata 46,6 inci
2.      Berat Badan
Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun berat badan anak harus kurang lebih tujuh kali berat badan pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnya 48,5 pon dan anak laki-laki 49 pon.
3.      Perbandingan Tubuh
Perbandingan tubuh sangat berubah dan penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak lebih jelaas dan leher lebih mamanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata, dada yang lebih bidang dan rata, dan bahu lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar.
4.      Postur Tubuh
Perbedaan dalam postur tubuh untuk pertama kali tampak jelas dalam awal kanak-kanak. Ada yang posturnya gemuk lembek atau endomorfik, ada yang kuat berotot atau mesomorfik dan ada lagi yang relatif kurus atau ektomofrik
5.      Tulang dan Otot
Tingkat pengerasan otot bervariasi pada bagian-bagian tubuh mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat, sehingga anak tampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah
6.      Lemak
Anak-anak yang cenderung bertubuh endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya dari pada jaringan otot, yang cenderung mesomorfik mempunyai jaringan otot yang lebih banyak dari pada jaringan lemak, dan yang bertubuh ektomorfik mempunyai otot-otot yang kecil dan sedikit jaringan lemak
7.      Gigi
Selama empat sampai enam bulan pertama dari awal masa kanak-kanak, empat gigi bayi yang terakhir-geraham, belakang-muncul. Selama setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal digantikan oleh gigi tetap. Yang mula-mula lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi seri tengah. Bila masa awal kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah di mana gigi tetap akan muncul.
Emosi yang umum pada awal masa kanak-kanak
  1. Amarah
Penyebab amarah yang paling umum adalah pertengkaran mengenai permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan yang hebat dari anak lain. Anak mengungkapkan rasa marah dengan ledakan amarah yang ditandai dengan menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul.
  1. Takut
Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut, seperti cerita-cerita, gambar-gambar, acara radio dan televisi, dan film-film dengan unsur yang menakutkan. Pada mulanya reaksi anak terhadap rasa takut adalah panic, kemudian menjadi lebih khusus seperti lari, menghindar, dan bersembunyi, menangis dan menghindari situasi yang menakutkan.
  1. Cemburu
Anak menjadi cemburu bila ia mengira bahwa minat dan perhatian orang tua beralih pada orang lain di dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Anak yang lebih muda dapat mengungkapkan kecemburuannya secara terbuka atau menunjukkannya dengan kembali berperilaku seperti anak kecil, seperti mengompol, pura-pura sakit, atau menjadi nakal. Perilaku ini semua bertujuan untuk mencari perhatian.
  1. Ingin tahu
Anak mempunyai rasa ingin tahu terhadap hal yang baru dilihatnya, juga mengenai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain. Reaksi pertama adalah dalam bentuk penjelajahan sensomotorik, kemudian sebagai akibat dari tekanan sosial dan hukuman, ia bereaksi dengan bertanya.
  1. Iri hati
Anak-anak sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain. Iri hati ini diungkapkan dalam bermacam-macam cara, yang paling umum adalah mengeluh tentang barangnya sendiri, dengan mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang yang dimiliki orang lain, atau dengan mengambil benda-benda yang menimbulkan iri hati.


  1. Gembira
Anak-anak merasa gembira karena sehat, situasi yang tidak layak, bunyi yang tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, bencana yang ringan, membohongi orang lain dan berhasil melakukan tugas yang dianggap sulit. Anak mengungkapkan kegembiraannya dengan tersenyum dan tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat, atau memeluk benda atau orang yang membuatnya bahagia.
  1. Sedih
Anak-anak merasa sedih karena kehilangan segala sesuatu yang dicintai atau yang dianggap penting bagi dirinya, apakah itu orang, binatang, atau benda mati seperti mainan. Secara khas anak mengungkapkan kesedihannya dengan menangis dan dengan kehilangan minat terhadap kegiatan normalnya, termasuk makan.
  1. Kasih sayang
Anak-anak beajar mencintai orang, binatang, atau benda yang menyenangkannya. Ia mengungkapkan kasih saying secara lisan bila sudah besar tetapi ketika masih kecil anak menyatakannya secara fisik dengan memeluk, menepuk, dan mencium objek kasih sayangnya.
Sosialisasi pada awal masa kanak-kanak
  1. Pola sosialisasi awal
Antara usia dua dan tiga tahun, anak menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak-anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial dengan mereka. Ini dikenal dengan bermain sejajar. Perkembangan berikutnya adalah bermain asosiatif, dimana anak terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain. Dengan meningkatnya kontak sosial, anak terlibat dalam bermain kooperatif dimana ia menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi.
  1. Bentuk perilaku awal dalam berbagai situasi sosial
Dalam tahun-tahun pertama masa kanak-kanak bentuk penyesuaian sosial ini belum sedemikian berkembang sehingga belum memungkinkan anak selalu untuk berhasil dalam bergaul dengan teman-temannya. Anak pada usis 2,5 tahun bersikap ramah dan aktif secara social akan terus bersikap seperti itu sampai usia 7,5 tahun.
  1. Teman-teman
Dalam semua tahapan usia, teman-teman terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a.       Rekan
Rekan adalah orang yang memuaskan kebutuhan akan teman dengan berada di lingkungan yang sama dimana ia dapat dilihat dan didengar. Tidak terdapat interaksi antara individu dan rekan. Dalam setiap tahap, rekan bisa saja laki-laki atau perempuan dan dari segala umur. Orang dewasa misalnya, senang melihat dan mendengarkan anak seperti anak senang melihat dan mendengarkan orang dewasa.
b.      Teman bermain
Teman bermain adalah orang dengan siapa individu terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan. Usia dan jenis kelamin secara keseluruhan tidak sepenting seperti minat dan keterampilan yang sama dengan yang dimiliki individu. Anak lebih menyukai teman bermain yang sejenis.
c.       Teman baik
Teman baik bukan hanya teman bermain yang cocok tetapi juga seseorang pada siapa individu dapat berkomunikasi dengan bertukar pendapat dan dapat saling dipercaya, dan dengan meminta atau memberi nasehat. Sepanjang masa kanak-kanak dan masa remaja, teman yang paling cocok dan paling memuaskan adalah teman sejenis dan yang mempunyai tingkat perkembangan yang sama, serta mempunyai minat dan nilai yang sama.
  1. Teman Pengganti
Kalau kebutuhan berteman tidak terpenuhi baik karena keterpencilan geografis atau karena anak yang dapat dijadikan teman terdiri dari kelompok usia dan tingkat perkembangan yang berbeda atau mempunyai minat serta nilai yang berlainan, anak sering mengisi kekurangan ini dengan cara mengadakan teman bermain khayal atau dengan memperlakukan binatang kesayangan sebagai orang yang sungguh-sungguh.
  1. Pimpinan dalam masa awal kanak-kanak
Dalam masa awal kanak-kanak, pemimpin adalah anak yang lebih besar, lebih cerdas, dan sedikit lebih tua daripada anggota kelompok bermain. Kenyataan bahwa anak yang lebih tua dan lebih lebih cerdas memungkinkannya mengajukan usul untuk bermain dan dengan senang hati diikuti oleh anak yang lain karena sudah terbiasa untuk mempercayai usul orang dewasa. Di samping itu anak yang lebih besar lebih beruntung daripada anak yang lebih kecil karena anak cenderung menghormati ukuran tubuh sebagai akibat dari kebiasannya untuk mengikuti perintah orang dewasa.




Kategori Konsep Umum Yang Berkembang Selama Masa Awal Kanak-Kanak
            1.      Kehidupan
Anak-anak cenderung memberikan sifat hidup kepada benda-benda mati seperti boneka dan boneka hewan. Orang dewasa mendorong hal ini dengan menunjukkan persamaan antara benda hidup maupun benda mati.
            2.      Kematian
Anak-anak cenderung menghubungakan kematian dengan sesuatunyang pergi tetapi biasanya tidak dapat mengerti apa makna kematian
            3.      Fungsi Tubuh
Anak-anak sebagai kelompok mempunyai konsep mengenai fungsi tubuh dan kelahiran yang kurang tepat. Hal ini berlaku sampai anak masuk sekolah meskipun pada saatnya kesalahan konsep ini akan diperbaiki melalui pelajaran mengenai kesehatan dan pendidikan seks
            4.      Ruang
Anak usia 4 tahun dapat menaksir jarak yang dekat secara tepat tetapi kemampuan untu menaksir jarak yang jauh belum berkembang sampai masa akhir kanak-kanak. Dengan menggunakan petunjuk yang dapat dimengerti anak-anak dapat belajar menentukan kanan dan kiri  dengan benar.
            5.      Berat
Sebelum anak-anak belajar bahwa banda-banda yang berbeda bahwa banda-benda yang berbeda mempunyai berat yang berbeda jarang terjadi bahwa sebelum usia sekolah, anak-anak memperkirakan berat benda sesuai dengan besarnya benda.
            6.      Bilangan
Anak-anak yang mengikuti taman kanak-kanak biasanya mengerti bilangan sampai lima. Konsep mengenal bilangan di atas 5 masih sangat samar-samar.
            7.      Waktu
Anak-anak belum mengerti tentang lamanya waktu, misalnya berapa lamanya satu jam itu. Mereka juga belum dapat memperkirakan waktu menurut kegiatan-kegiatan mereka sendiri. Kebanyakan anak usia empat atau lima tahun mengerti tentang hari dalam 1 minggu, dan pada usia 6 tahun mengerti bulan, tahun dan musim.
            8.      Diri sendiri
Usia 3 tahun kebanyakan anak-anak mengerti tentang jenis kelamin, nama lengkap dan nama berbagai anggota tubunya.
            9.      Kesadaran social
Sebelum awal masa kanak-kanak berakhir, kebanyakan anak-anak dapat membentuk pandanagan tentang orang lain, apakah seseorang itu baik, jahat, pandai, bodoh.
        10.      Keindahan
Kebanyakan anak muda lebih menyukai music dengan nada atau irama yang pasti dan ia senang dengan bentuk-bentuk yang sederhana, warna-warna yang cerah dan mencolok.
        11.      Kelucuan
Yang sering dianggap lucu adalah wajah-wajah lucu yang dibuatnya sendiri atau orang lain, perilaku yang kurang dapat diterima secara social dan kelakar mengenai binatang piaraan.
Jenis Disiplin yang Digunakan Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Ada tiga cara yang umum digunakan untuk mendisiplinkan anak-anak yaitu :
1.      Disiplin otoriter
Ini merupakan bentuk disiplin tradisional dan yang berdasarkan pada ungkapan kuno yang mengatakan bahwa ”menghemat cambukan bukan berarti memanjakan anak”.
Dalam disiplin yang bersifat otoriter, orang tua dan pengasuh yang lain menetapkan peraturan-peraturan dan memberitahukan anak bahwa ia harus mematuhi peraturan-peratuan tersebut. Tidak ada usaha untuk menjelaskan anak, mengapa ia harus patuh dan padanya tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang adil tidaknya atau masuk akal atau tidaknya peraturan tersebut.
2.      Disiplin yang lemah
Disiplin yang lemah berkembang sebagai proses terhadap disiplin otoriter yang dialami oleh banyak orang dewasa dalam masa kanak-kanaknya. Filsafat yang mendasari teknik disiplin ini adalah bahwa melalui akibat dari perbuatannya sendiri anak akan belajar bagaimana berperilaku secara social. Dengan demikian anak diajarkan peraturan-peraturan, ia tidak dihukum karena sengaja melanggar peraturan.
3.      Disiplin demokratis
Kecenderungan untuk menyenangi disiplin yang berdasarkan prinsip-prinsip demokratis sekarang meningkat. Prinsip demikian menekankan hak anak untuk mengetahui mengapa peraturan-peraturan dibuat dan memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya sendiri bila ia menganggap bahwa peraturan itu tidak adil. Sekalipun anak masih sangat muda tetapi daripadanya tidak diharapkan perilaku patuh yang buta-butaan. Diusahakan agar anak mengerti apa arti peraturan-peraturan dan mengapa kelompoksosial mengarapkan anak mematuhi peraturan-peraturan itu. Dalam disiplin demokratis hukuman ”disesuaikan dengan kejahatan” dalam arti diusahakan agar hukuman yang diberikan berhubungan dengan kesalahan perbuatannya, tidak lagi diberi hukuman yang berhubungan dengan kesalahan perbuatannya, tidak lagi diberi hukuman badan. Selain itu anak juga diberi penghargaan atas usahanya.
Penelitian mengenai akibat disiplin yang berbeda akan memberikan akibat yang berbeda. Pengaruh disiplin terhadap perilaku, sikap dan kepribadian anak-anak sebagai berikut:
1.      Pengaruh pada perilaku
Anak yang orang tuanya lemah akan mementingkan diri sendiri, tidak menghiraukan hak-hak orang lain, agresif dan tidak social. Anak yang dibesarkan dengan otoriter akan sangat patuh bila dihadapan orang dewasa, namun agresif di depan teman sebayanya. Anak yang dibesarkan di bawah disiplin yang demokratis belajar mengendalikan perilaku yang salah dan mempertimbangkan hak-hak orang lain.
2.      Pengaruh pada sikap
Anak yang orangtuanya melaksanakan disiplin otoriter maupun yang lemah, cenderung membenci orang yang berkuasa. Anak yang mengalami disiplin otoriter merasa diperlakukan tidak adil. Disiplin yang demokratis dapat menyebabkan kemarahan sementara tetapi bukan kebencian. Sikap-sikap yang terbentuk sebagai akibat dari metode pendidikan anak cenderung menetap dan bersifat umum, tertuju kepada semua orang yang berkuasa.
3.      Pengaruh pada kepribadaian
Semakin banyak hukuman fisik digunakan, semakin anak menjadi cemberut, karena kepala dan negativistic ini mengakibatkan penyesuaian pribadi dan social yang buruk, ini adalah cirri disiplin yang lemah. Anak dengan disiplin demokratis akan mempunyai penyesuaian social yang terbaik.
Pelanggaran
Pelanggaran selama awal masa kanak-kanak disebabkan oleh tiga hal:
1.      Ketidaktahuan anak bahwa perilakunya tidak dibenarkan di kelompok social, anak lupa atau tidak mengerti dalam situasi apa peraturan itu berlaku.
2.      Banyak anak belajar bahwa sengaja tidak patuh dalam hal yang kecil-kecil umumnya, akan mendapatkan perhatian lebih besar daripada perilaku yang baik.
3.      Pelanggaran dapat disebabkan karena kebosanan.
Minat pada masa awal kanak-kanak
1.      Minat pada agama
Keyakinan agama sebagian besar, tidak berarti bagi anak-anak meskipun mereka menunjukkan minat dalam ibadah agama. Tetapi karena banyaknya masalah yang kepada anak-anak dijelaskan dalam rangka agama seperti kelahiran, kematian, pertumbuhan dan unsur-unsurnya, membuat anak memilki keingintahuan tentang agama tinggi. Konsep anak-anak terhadap agama bersifat realistic, dalam arti anak menafsirkan apa yang didengar dan dilihat sesuai dengan apa yang diketahui. Awal masa ini disebut tahap dongeng dari keyakinan agama, karena anak menerima semua keyakinan agamanya dengan unsure yang tidak nyata, cerita-cerita agama dan kebesaran upacara agama sangat menarik anak-anak.
2.      Minat pada tubuh manusia
Kebanyakan anak menunjukkan minat besar terhadap bagian dalam tubunya, misalnya dimana letak paru-paru, hati. Anak juga penasaran dimana pembuangan dan darimana asalnya. Anak ingin tahu mengapa ia berbeda dengan lawan jenisnya, serta memberikan komentar dan pertanyaan.
3.      Minat terhadap diri sendiri
Anak cenderung mempertahankan sifat egosentris sebelum ia bermain dengan anak-anak lain yaitu masa bermain sejajar (di taman kanak-kanak). Tanpa disadari banyak orang tua, pengasuh dan orang-orang dewasa lain mendorong egosentrisme ini. Ini dilakukan dengan cara anak diberi mainan sendiri, kegiatan sendiri dan memujinya mengenai prestasi bermainnya. Anak laki-laki cenderung lebih egosentris dibanding dengan anak perempuan.
4.      Minat terhadap seks
Banyak anak memperlihatkan minat mereka terhadap seks dengan membicarakan dengan teman bermain bila tidak ada orang dewasa, dengan melihat gambar-gambar pria dan wanita dengan pose merangsang, bermain sek dengan teman sejenis maupun dengan lawan sejenis.
5.      Minat terhadap pakaian
Anak-anak tidak banyak terhadap penampilannya, apakah ia kotor atau bersih, rapih atau tidak. Anak-anak cenderung menaruh minat kepada pakaian yang dipakai orang tuanya. Yang menjadi pusat perhatian adalah baru tidaknya pakaian. Warna dan hiasannya, persamaan dengan pakaina teman dan sesuai tidaknya pakaian itu dengan jenis kelamin pemakai.
Penggolongan peran seks
Periode ini adalah periode kritis dalam penggolongan peran seks. Stereotip peran seks adalah sekumpulan arti yang dihubungkan dengan kelompok laki-laki dan perempuan. Arti-arti ini berhubungan dengan penampilan dan bentuk tubuh individu yang sesuai, jenis pakain, cara berbicara dan perilaku yang baik dalam menghadapi lawan seks.
Mula-mula anak belajar bahwa ada laki-laki dan perempuan, dan memahami bahwa dirinya sendiri adalah laki-laki/perempuan. Kemudian mempelajari alat-alat bermain yang sesuai dengan jenis kelaminya, bahwa perempuan bermain boneka, dan laki-laki bermain mobil-mobilan.
Dalam masa kanank-kanak, orang tua dan anggota keluarga lainnya menjadi perantara utama dalam penggolongan peran seks. Perantara penting lainnya adalah media massa, TV, cerita/ dongeng. Anak perempuan telah menganggap bahwa anak laki-laki lebih kuat, cerdas dan lebih mampu dibandingkan mereka.

Hubungan keluarga pada masa awal kanak-kanak
1.      Hubungan orang tua-anak
Perubahan-perubahan dalam hubungana orang tua dan anak dimulai sejak tahun kedua masa bayi berlangsung terus selama awal masa kanak-kanak. Perubahan ii disebabkan anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan kebahagiaan, maka hubungan yang buruk dengan ortu akan berakibat buruk. Lebih parah lagi apabila orang tua mereka bercerai atau meninggal, anak mengalami kekurangan hubungan dengan orang tua akan mengalami trauma emosional yang hebat.
2.      Hubungan dengan saudara
Hubungan yang menyenangkan antar bayi dan saudara-saudaranya mulai berkurang dalam tahun kehidupan kedua bayi, menjadi anak-anak. Anak-anak dipaksa kurang mampu apalagi kalau yang dicapai dicemooh oleh kakak-kakaknya. Hubungan dengan saudara seringkali merupakan factor pembantu yang penting dalam perkembangan pribadi dan social anak.
Baik kakak maupu nadaik memberikan perasaan aman dan mengajarkan kepada anak bagaimana caranya memperlihatkan kasih sayangnya. Pertengakaran antar saudara akan memberikan pengalaman belajar sosial yang berharga bagi anak.
3.      Hubungan dengan sanak saudara
Ada dua kondisi dalam hubungan dengan sanak saudara keluarga sehingga dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan social anak.
1.      Frekuensi hubungan, kalau keluarga tinggal dalam masyarakat yang berbeda maka hubungan antara anak dengan sanak saudara menjadi jauh.
2.      Peran saudara sepupu adalah sebagai teman bermain, nenek berperan sebagai ibu pengganti.
Saat ini banyak sanak saudara yang tinggalnya berjauhan, maka hubungan anak dengan sanak saudara menjadi jauh dan frekuensi bertemu hanya pada saat hari besar agama atau saat-saat tertentu.

Perkembangan Kepribadian Pada Awal Masa Kanak-Kanak
Pola kepribadian yang dasarnya telah di letakkan pada masa bayi, mulai berbentuk dalam awal masa kanak-kanak, karena orang tua, saudara-saudara kandung dan anak saudara yang lain merupakan dunia sosial bagi anak-anak, maka bagaimana perlakuan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep diri , yaitu inti pola kepribadian. Inilah sebabnya mengapa glasner mengatakan bahwa konsep diri anak terbentuk di dalam rahim hubungan keluarga
Dengan berjalannya periode awal masa kanak-kanak, semakin banyak berhubungan dengan teman-teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga di lingkungan prasekolah atau di pusat perawatan anak. Sikap dan cara teman-teman memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep diri , pengaruh mana dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan pengaruh-pengaruh mana dapat pengaruh- pengaruh dari keluarga.
1.      Kondisi –kondisi yang membentuk kosep diri awal pada masa kanak-kanak
Karena dilingkungan anak-anak terbatas pada rumah dan anggota keluarga, tidaklah mengherankan bahwa banyak kondisi dalam keluarga yang turut membentuk konsep diri dalam tahun-tahun awal dari masa kanak-kanak hubungan anak dengan keluarga umumnya penting tetapi silap orang tua mengenai penampilan, kemampuan dan prestasinya sangat mempengaruhi anak memandang dirinya sendiri
a.      Cara pelatihan Anak yang digunakan adalah penting dalam membentuk konsep diri yang sedang berkembang, Disiplin ortoriter yang keras, disertai banyaknya hukuman badan cenderung memupuk kebencian kepada semua orang yang berkuasa dan menimbulkan perasaan menyerah
b.      Cita –cita orang tua terhadap anaknya berperan penting dalam mengembangkan konsep dirinya kalau harapan mereka terlampau tinggi, anak cenderung gagal
c.       Posisi urutan anak dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian. Sebagian dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa setiap anak didalam keluarga belajar memerankan peran khusus , karena adanya perbedaan dalam penggunaan metode pelatihan anak dan sebagian oleh berhasil tidaknya anak dalam bersaing dengan saudara-saudara sekandungnya.Meskipun anak-anak jarang menyadari identitas kelompok minoritas, anak yang menyadarinya akan mempunyai efek yang kurang baik bila teman-temannya mengabaikan atau menolaknya
2.      Meningkatnya individualitas
Individualitas yang sudah tampak pada saat dilahirkan dan lebih meningkat lagi dalam masa dilahirkan dan lebih meningkat lagi dalam masa bayi , merupakan salah satu cirri yang menonjol pada saat awal masa kanak-kanak berahir dan anak-anak setiap masuk sekolah, pola kepribadiannya sudah dapat dibedakan. Ada anak yang menjadi memimpin  dan ada yang sebagai pengikut, ada yang kejam dan ada yang lembut, ada yang senang menonjolkan diri menjadi pusat perhatian
Individualitas sangat dipengaruhi oleh pelbagai pengalaman social awal di luar rumah. Kalau pengalaman ini kurang menyenangkan , anak cenderung menjadi tidak social dalam hubungannya dengan orang lain dan cenderung mengimbangi dengan cara- cara yang tidak sosial seperti menghabiskan waktu bermain dengan melihat televisi

Bahaya pada Awal Masa Kanak- Kanak
Seperti halnya pada masa bayi, bahaya pada masa kanak-kanak dapat bersifat fisik,psikologis atau keduanya, Gizi yang kurang baik dapat menghalangi pertumbuhan fisik dan mental.
Bahaya psikologis pada awal masa kanak-kanak lebih banyak daripada bahaya fisik dan lebih merusak penyesuaian pribadi serta penyesuaian sosial anak
a.       Bahaya  fisik
Bahaya fisik awal masa kanak-kanak menimbulkan reaksi psikologis maupun fisik, terutama penyakit kecelakaan dan kejanggalan.
·         Kematian
kematian mulai menurun pesat dalam bagian lahir masa bayi dan semakin pesat dalam bagian ahir masa bayi dan semakin pesat lagi selama awal masa kanak-kanak lebih sering disebabkan karena kecelakaan daripada karena penyakit dan karena anak laki-laki lebih banyak mengalami kecelakaan daripada anak perempuan, maka kematian anak laki-laki lebih sering daripada anak perempuan
·         Penyakit
Anak-anak sangat mudah terkena semua jenis penyakit, tetapi yang paling umum adalah penyakit pernafasan, sebagian besar disebabkan karena sebab-sebab fisiologis, tetapi ada juga yang penyebabnya psikosomatis dan akibat dari ketegangan keluarga
·         Kecelakaan
Kebanyakan anak-anak mengalami luka iris, memar, radang,terbakar, patah tulang,otot kaku atau gangguan-gangguan ringan lain sebagai akibat kecelakaan.
Meskipun kebanyakan kecelakaan dalam awal masa kanak-kanak tidak fatal, tetapi banyak yang meninggalkan cacat fisik atau psikologis selamanya banyak ketidakmampuan masa kanak-kanak, misalnya disebabkan kecelakaan. Ketidakmampuan menyebabkan anank mempunyai peran yang sangat rendah diri atau menyerah, yang akan elamanya mengganggu pola kepribadian. Sekalipun kecelakaan tidak meninggalkan cacat fisik yang menetap, tetapi dapat membuat anak merasa takut dan malu
·         Tidak menarik
Dengan berjalannya awal masa kanak-kanak semakin tidak menarik sampai ia memasuki masa akhir kanak-kanak hal ini disebabkan karena beberapa hal berubah bentuk tubuh, rambut menjadi lebih kasar dan sulit diatur, terdapat celah-celah dimulut dimana gigi tetap yang tumbuh menggantikan gigi bayi yang  tanggal tampak terlalu besar, anak-anak lebih memperhatikan waktu yang menyenangkan.
·         Kejanggalan
Keakakuan yang aneh disebabkan kerusakan otak pada waktu lahir, keterbelakangan mental atau penyebab fisik lain. Tetapi yang lebih sering terjadi adalah bahwa anak-anak terhambat oleh sikap orang tua yang sangat melindungi ketakutan yang disebabkan kecelakaan dan kurangnya kesempatan untuk berlatih perkembangan motorik.
·         Kegemukan
Secara medis anak-anak yang berat tubuh dan bentuk tubuhnya 20% atau lebih diatas berat anak-anak normal yang sesuai dianggap sebagai gemuk anak dengan bentuk tubuh endomorfik sebagai kelompok cenderung mengalami kegemukan dibandingkan dengan anak yang bentuk tubuhnya mesomorfik atau ektomorfik
Kegemukan merupakan bahaya ditingkat usia manapun juga, kegemukan membahayakan kesehatan dibandingkan dengan orang pada usia berapapun, anak gemuk cenderung mengembangkan diabetes dan mengalami penyakit tekanan darah dan jantung daripada anak yang tubuhnya lebih normal,
Kegemukan juga membahayakan penampilan tubuh yang menarik  kegemukan merupakan bahaya dalam masa awal anak-anak karena ini adalah saat terbentuknya kebiasaan makan
·         Tangan Kidal
Tidak ada alasan fisik mengapa tangan kidal lebih buruk daripada tangan kanan, tetapi karena sekitar 90% orang mengalami amerika menggunakan tangan kanan, maka orang yang kidal akan kelihatan berbeda dan selama masa kanak-kanak dan tahun tahun remaja, perbedaan itu di tafsirkan sebagai rasa rendah diri.
b.      Bahaya Psikologis
Semua bidang perkembangan prilaku anak dikaitkan dengan potensi bahaya yang dapat membawa akibat buruk  pada pnyesuaian pribadi dan sosial
·         Berbahaya dalam berbicara
Bicara merupakan sarana komunikasi dan karena komunikasi penting bagi kehidupan sosial maka anak-anak yang tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain akan mengalami hambatan sosial dan akhirnya timbul perasaan tidak mampu dan rendah diri.
·         Bahaya emosional
Awal masa kanak-kanak yang besar kelihatan pada dominasi emosi kurang baik terutama amarah, anak yang terlalu banyak emosi kurang baik dan hanya sedikit mengalami emosi-emosi yang menyenangkan hal ini akan mengganggu pandangan hidup dan mendorong perkembangan watak yang kurang baik.
·         Bahaya sosial
Sejumlah bahaya terhadap penyesuaian sosial yang baik pada masa awal kanak-kanak
1.      Anak yang secara keras dipaksa untuk bermain sesuai dengan seknya akan bertindak secara berlebihan dan ini akan menjengkelkan teman sebayanya
2.      Seabagai akibat perlakuan teman-teman sebayanya anak mungkin dan seringkali mengembangkan sikap sosial yang tidak sehat
3.      Penggunaan teman khayalan dan binatang peliharaan untuk mengimbangi kurangnya teman
4.      Dorongan orang tua untuk lebih baik banyak menggunakan waktu dengan anak-anak  lain dan tidak terlalu banyak waktu menghabiskan waktu sendiri
·         Bahaya bermain
Disebabkan karena lingkungannya terpencil atau karena tidak diterima oleh teman-temannya bermain, ia terpaksa bermain sendiri. Beberapa permainan sendiri cukup bermanfaat karena mengajarkan anak untuk berdiri sendiri.di lain pihak karena sosialisasi pada masa kanak-kanak terutama berkembang melalui bermain dengan teman-teman maka anak yang mempunyai sedikit teman bermain akan kekurangan kesempatan untuk belajar bersikap sosial
·         Bahaya dalam perkembangan konsep
Perbedaan konsep apa yang mereka maksud dengan apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal ini akan mempengaruhi psikologi anak-anak, sehingga untuk memperbaikinya anak harus mempelajari arti-arti baru untuk menggantikan pengertian yang salah.
·         Bahaya Moral
1.      Disiplin yang tidak konsisten memperlambat proses untuk belajar menyesuaikan diri dengan harapan sosial
2.      Kalau anak tidak ditegur atas perbuatan yang melanggar dan kalau anak dibiarkan memeperoleh kepuasan sementara dari kegaguman dan iri teman-teman terhadap perilakunya yang salah, maka hal ini mendorong anak untuk terus mempertahan kan perilaku yang salah
3.      Terlampau banyak penekanan pada hukuman terhadap perilaku salah dan terlampau sedikit penekanan pada sikap yang kurang baik kepada orang-orang yang berkuasa.
4.      Dari sudut pandang jangka panjang anak terkena displin otoriter yang pokok penekanannya pada pengendalian internal terhadap perilaku yang membentuk dasar bagi perkembangan lebih lanjut hati nurani
·         Bahaya dalam penggolongan  peran seks
1.      Anak tidak belajar sterotip peran seks yang umumnya diterima oleh teman-temanya baik yang tradisional maupun yang sederajat dengan pandangan teman-teman
2.      Anak perempuan dilatih untuk menyesuaikan dengan sterotip tradisional bagi kelompok perempuan, maka secar tidak langsung ia belajar bahwa kelompok wanita secara fisik dan psikologis dipandang lebih rendah dari k elompok pria
3.      Kegagalan dalam penggolongan peran seks merupakan hambatan sosial baik bagi laki-laki maupun perempuan
·         Bahaya dalam hubungan keluarga
Kemerosotan dalam tiap hubungan manusiawi berbahaya bagi penyesuaian pribadi dan sosial yang baik yaitu orang-orang yang sangat berani dan penting dalam semua kehidupan anak. Anak perempuan yang merasa bahwa orangtua lebih menyukai anak laki-laki didalam keluarga akan membenci orang tua dan saudara laki-lakinya.
·         Bahaya Kepribadian
Perkembangan konsep diri yang kurang baik dapat disebabkan oleh anggota keluarga dan teman-teman, sebab adanya harapan-harapan yang tidak realistis sehingga anak merasa gagal karena tidak dapat mencapai tujuan.
Kebahagiaan Selama Awal Masa Kanak-Kanan
Kebahagian pada masa kanak-kanak lebih bergantung kepada kejadian yang menimpa anak dirumah daripada kejadian diluar rumah.  Beberapa kondisi penting yang mendukung kebahagian dalam awal masa kanak-kanak :
            1.      Kesehatan yang baik yang memungkinkan anak menikmati apapun yang ia lakukan dan berhasil dalam melakukannya
            2.      Lingkungan yang merangsang di mana anak memperoleh kesempatan untuk menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin
            3.      Perilakunya yang kekanak-kanakan dan mengganggu diterima oleh orang tua dan bimbingan orang tua dalam belajar berperilaku secara sosial
            4.      Kebijaksanaan dalam menegakkan disiplin yang terencana dan dilaksanakan secara konsisten, dengan demikian anak mengertia apa yang diharapkan dari padanya dan mencegah anak merasa bahwa ia dihukum secara tidak adil
            5.      Mengembangkan ekspresi-ekspresi kasih sayang yang wajar, seperti menunjukkan rasa bangga terhadap prestasi anak dan meluangkan waktu bersama anak, melakukan hal-hal yang ingin dilakukan
            6.      Harapan-harapan yang realistis, sesuai dengan kemampuan anak sehingga anak memperoleh kesempatan yang wajar untuk meraih sukses, dengan demikian mendorong kosep diri yang baik
            7.      Mendorong kreativitas dalam bermain dan menghindari cemooh atau kritik yang tidak perlu yang dapat mengurangi semangat anak-anak untuk mencoba kreatif
            8.      Diterima oleh saudara-saudara kandung dan teman bermain sehingga anak dapat mengembangkan sikap yang baik terhadap berbagai kegiatan sosial ini dapat di dorong bimbingan dalam hal bagaimana menyesuaikan dengan orang lain dan oleh adanya panutan yang baik dirumah untuk ditiru
            9.      Suasana gembira dan bahagia saat dirumah sehingga anak akan beajar untuk mempertahankan suasana ini
        10.      Prestasi kegiatan yang penting bagi anak dan dihargai oleh kelompok dengan siapa anak mengidentifikasikan diri   

B.     AKHIR MASA KANAK-KANAK (LATE CHILHOOD)
Berlangsung dari usia enam tahun sampai pada saatnya individu menjadi matang secara seksual.  Permulaan masa akhir kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak kekelas satu. Masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku yang menonjol selama satu atau dua tahun.
Orang tua, pendidik, dan ahli psikologi memberikan berbagai label kepada perioe ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode akhir masa kanak-kanak ini.
1.      Label yang diberikan oleh orang tua
Bagi banyak orang tua akhir masa kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan. Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya dari pada oleh orang tua dan anggota keluarga lain. Suatu pola perilaku yang berasal dari hubungannya dengan teman-teman diluar rumah. Kalau anak perempuan membalas, terjadilah pertengkaran dalam bentuk maki-makian dan serangan fisik. Pola perilaku ini terjadi dalam keluarga yang anaknya terdiri dari laki-laki dan perempuan sehingga periode ini oleh banyak orang tua disebut sebagi usia bertengkar.
2.      Label yang digunakan oleh para pendidik
Para pendidik melebelkan akhir masa kanak-kanak dengan usia sekolah dasar. Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk pengetahuan keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari berbagai ketrampilan penting tertentu, baik ketrampilan kurikuler maupun ekstra kulikuler. Para pendidik juga  memandang periode ini sebgai periode kritis ada dorongan berorientasi. Suatu masa dimana anak-nak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses. Telah dilaorkan bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
3.      Label yang digunakan ahli psikologi
Bagi ahli psikologi akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok. Suatu masa dimana perhatian utamaanak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebayanya sebagi anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Oleh karena itu anak-anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetjui kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku. Keadaan ini mendorong ahli psikologi untuk menyebut periode ini sebagai usia penyesuaian diri. Bagaimana pentingnya penyesuaian diri dengan standar yang disetujui kelompok.      



Tugas Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak
Masyarakat mengharapkan anak menguasai tugas dalam perkembangan. Kegagalan dalam pelaksanaannya akan mengakibatkan pola perilaku yang tidak matang, sehingga sulit diterima oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman-teman sebaya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut. Sekarang penguasaan tugas-tugas perkembangan juga menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggung jawab kelompok teman-teman selain dari menjadi tanggung jawab orang tua. Misalnya, pengembangan berbagai ketrampilan dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan juga orang tua. Meskipun orang tua dapat membantu meletakkan dasar penyesuaian diri anak dengan teman-teman sebaya, tetapi menjadi anggota kelompok memberi kesempatan yang besar untuk memperoleh pengalaman belajar dalam hal ini.
Kematangan seksual anak laki-laki lebih lambat daripada anak perempuan, sehingga masa kanak-kanak dialami lebih lama. Oleh karenanya, masuk akal untuk menganggap bahwa penguasaan tugas-tugas perkembangan anak laki-laki lebih baik dan lebih matang daripada anak perempuan. Namun hanya terdapat sedikit bukti yang menunjang hal ini, malahan bukti-bukti menunjukkan bahwa anak perempuan lebih matang dalam usia yang sama. Hal ini disebabkan anak perempuan lebih banyak dibimbing dan diawasi oleh orang-orang dewasa daripada anak laki-laki sehingga mempunyai kesempatan lebih baik untuk menguasai tugas-tugas perkembangan.

Perkembangan Fisik Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
Pertumbuhan fisik pada anak mengikuti pola yang dapat diramalakan meskipun sejumlah perbadaan dapat terjadi. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir masa kanak-kanak. Anak yang memiliki bentuk tubuh ektomorfik, yang tubuhnya panjang dan langsing, dapat diharapkan tidak seberta anak mesomorfik yang mempunyai tubuh lebih berat. Anak yang berbadan mesomorfik tumbuh lebih cepat daripada anak yang ektomorfik atau endomorfik, dan lebih cepat menjadi pubertas. Kesehatan dan gizi yang baik merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Semakin baik kesehatan dan gizi, anak cenderung semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang kesehatan dan gizinya buruk. Ketegangan emosional juga mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak yang tenang tumbuh lebih cepat daripada anak yang mengalamin gangguan emosional, meskipun gangguan emosial lebih banyak mempengaruhi berat daripada tinggi. Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik yang pada tahun-tahun sebelumnya hampir tidak tampak menonjol dalam akhir masa kanak-kanak. Karena pesatnya pertumbuhan pubertas anak laki-laki baru dinilai kira-kira setahun lebih lambat daripada anak perempuan, anak laki-laki cenderung lebih pendek dan lebih ringan daripada anak-anak perempuan seusianya, sampai ia juga secara seksual menjadi matang. Pertumbuhan gigi anak perempuan juga lebih cepat sedikit daripada anak laki-laki, sedangkan kepala dan wajah anak laki-laki tumbuh lebih besar daripada anak perempuan.

Ketrampilan Awal Masa Kanak-Kanak
Pada permulaan akhir masa kanak-kanak, anak-anak mempunyai sejumlah besar ketrampilan yang mereka pelajari selama tahun-tahun prasekolah. Ketrampilan yang dipelajari oleh anak-anak yang lebih besar sebagian bergantung pada lingkungan, sebagian pada kesempatan untuk belajar sebagian pada bentuk tubuh dan sebagian lagi bergantung pada apa yang sedang digemari oleh teman-teman sebaya. Pada umumnya, anak perempuan melebihi anak laki-laki dalam pembelajaran ketrampilan yang melibatkan otot-otot yang lebih halus, seperti melukis, menjahit, menganyam, dan memukul palu, sedangkan anak laki-laki pandai dalam pelbagai ketrampilan yang melibatkan otot-otot yang lebih kasar, seperti melempar bola basket, menendang bola sepak dalam jarak jauh dan melakukan lompat jauh. Status sosial ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi jumlah dan jenis ketrampilan yang dipelajari anak-anak. Anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi atas cenderung pada umumnya, mempunyai leebih sedikit ketrampilan daripada anak yang berasal dari tingkatan yang lebih rendah. Juga, ketrampilan yang dipelajari lebih terpusat dalam bidang ketrampilan menolong yang bersifat sendiri dan sosial, sedangkan anak dati tingkat sosial menengah dan tinggi lebih terpusat pada kelompok ketrampilan bermain.
1.      Kategori Ketrampilan Akhir Masa Kanak-Kanak
Kategori Ketrampilan Akhir Masa Kanak-kanak dapat dibagi ke dalam empat kategori: ketrampilan menolong diri sendiri, ketrampilan menolong orang lain, ketrampilan sekolah dan ketrampilan bermain. Penting diperhatikan bahwa semua ketrampilan masa akhir kanak-kanak mempengaruhi sosialisasi anak secara langsung maupun tidak langsung.
2.      Pilihan Penggunaan Tangan
Pada saat anak-anak mencapai akhir masa kanak-kanak, kebanyakan anak memakai tangan kidal yang lebih dominan atau tangan kanan yang lebih dominan, sehingga mengubah pilihan penggunaan tangan tidak mudah dilakukan. Banyak anak kidal menjadi ambidextrous (cakap) menggunakan kedua belah tangan pada akhir masa kanak-kanak meskipun ada kecenderungan untuk lebih menyukai tangan kiri. Timbulnya kesulitan dan gangguan emosional dalam mengubah penggunaan tangan pada usia ini, guru sekolah dasar tidak memaksa anak mengubah ketrampilan tangan kanan. Guru menggiring anak kidal untuk mempelajari ketrampilan baru dengan menggunakan tangan kanan.

Kemajuan Bicara
Dengan meluasnya cakrawala sosial anak-anak, anak menemukan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat di dalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih baik.
1. Bidang-bidang yang Mengalami Kemajuan
Penambahan Kosa Kata. Sepanjang akhir masa kanak-kanak penambahan kosa kata umum terjadi secara tidak teratur. Dari berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan dengan anak-anak lain dan usahanya melalui radio dan televisi, anak menambah kosa kata yang ia pergunakan dalam pembicaraan dan tulisan. Ini dikenal sebagai “kosa kata umum,” karena terdiri dari kata-kata yang digunakan secara umum, bukan kata-kata yang artinya terbatas yang hanya dapat digunakan dalam konteks yang khusus.
Pengucapan. Kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit pada usia ini daripada sebelumnya. Sebuah kata baru mungkin keyika pertama kali digunakan, diucapkan dengan tidak tepat, tetapi setelah beberapa kali mendengar pengucapan yang benar, anak sudah mampu mengucapkannya secara benar.
Pembentukan kalimat.  Anak usia enam tahun harus sudah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Dari enam sampai sembilan atau sepuluh tahun, panjang kallimat akan bertambah.
2.      Kemajuan dalam Pengertian
 Dengan meningkatnya minat dalam keanggotaan kelompok maka meningkat pula minat umtuk berkomunikasi dengan anggota-anggota kelompok. Anak segera mengetahui bahwa komunikasi yang bermakna tidak dapat dicapai kecuali ia mengerti arti dari apa yang dikatakan oleh orang-orang lain kepadanya. Ini menimbulkan dorongan untuk meningkatkan pengertiannya. Mungkin bantuan yang paling penting untuk meningkatkan pengertian adalah peralihan yang biasanya terjadinya dari pembicaraan egosentris ke pembicaraan sosial.
3.      Isi Pembicaraan
Saat anak mengalihkan pembicaraan egosentris kepada pembicaraan yang bersifat sosial tidak sepenuhnya bergantung pada usia, tetapi juga bergantung pada kepribadian, banyaknya kontak sosial, kepuasaan yang diperoleh dari kontak sosial dan besarnya kelompok kepada siapa ia berbicara. Semakin besar kelompok, dengan kondisi-kondisi lain yang sama, semakin sosialah sifat pembicaraan.
4.      Banyak Bicara
Tahap mengobrol yang merupakan ciri dari awal masa kanak-kanak, berangsur-angsur digantikan oleh pembicaraan yang lebih terkendali dan lebih terseleksi. Anak tidak lagi bicara sekedar untuk bicara tanpa memperdulikan apakah ada yang memperhatikan. Sekarang anak menggunakan pembicaraan sebagai bentuk komunikasi, bukan sebagai bentuk latihan verbal.
Emosi Dan Ungkapan-Ungkapan Emosi
Ungkapan emosional pada akhir masa kanak-kanak merupakan yang menyenangkan. Tidak semua emosi pada usia ini menyenangakan. Banyak ledakan amarah terjadi dan anak menderita kekhawatiran dan perasaan kecewa.
1.      Pola Emosi yang Umum pada Akhir Masa Kanak-kanak
Bagaimanapun juga pola emosional umumnya dari akhir masa kanak-kanak berbeda dari pola emosional awal masa kanak-kanak berbeda dari pola emosional awal masa kanak-kanak dalam dua hal. Pertama, jenis situasi yang membangkatkan emosi dan kedua, bentuk ungkapannya. Perubahan tersebut lebih merupakan akibat dari meluasnya pengalaman dan belajarnya daripada proses pematangan diri.
2.      Periode Meningginya Emosi
Meningginya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan karena keadaan fisik atau lingkungan. Kalau anak sakit atau lelah, ia cenderung cepat marah, rewel dan umumnya sulit dihadapi. Justru sebelum masa kanak-kanak berakhir, ketika organ-organ seks mulai berfungsi, meningginya emosi sedang mengalami puncaknya.
Namun sebenarnya, akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relatif tenang yang berlangsung sampai mulai masa puber, hal ini disebabkan oleh :
·         Peranan yang harus dilakukan anak yang lebih besar sudah terumus secara lebih jelas dan anak tahu bagaimana melaksanakannya
·         Permainan dan olahraga merupakan bentuk pelampiasan emosi yang tertahan
Dengan meningkatnya ketrampilan anak tidak banyak mengalami kekecewaan dalam usahanya untuk menyelesaikan pelbagai macam tugas dibandingkan dengan pada saat anak masih lebih muda.
3.      Permulaan Katarsis Emosional
Emosi yang tidak tersalurkan tidak menyenangkan bagi anak, seringkali anak dengan cara coba-coba meredakan keadaan ini dengan sibuk bermain, dengan tertawa terbahak-bahak atau bahkan dengan menangis. Sekali cara meredakan emosi yang tidak tersalurkan ini ditemukan, yang disebut katarsis emosional, maka akan timbul cara baru bagi anak untuk mengatasi ungkapan emosional agar sesuai dengan harapan sosial. Meskipun banyak bentuk katarsis yang digunakan, tetapi anak menemukan melalui cara coba-coba dan bukan melalu bimbingan, bahwa ada beberapa bentuk yang lebih baik dan secara sosial lebih diterima daripada banyak bentuk yang lainnya.

Pengelompokan Sosial dan Perilaku Sosial Pada Masa Akhir Kanak-Kanak
1.      Ciri-Ciri Geng Anak
Children’s geng sebagai kelompok penjahat atau pengacau karena adanya sosialisasi yang populer tentang kenakalan anak-anak.
Ciri-ciri geng anak-anak :
·         Geng anak-anak merupakan kelompok bermain.
·         Untuk menjadi anggota geng anak harus diajak.
·         Anggota geng terdiri dari jenis kelamin yang sama.
·         Pada mulanya geng etrdiri dari tiga atau empat anggota, tapi jumlah ini meningkat dengan bertambah besarnya anak dan bertambahnya minat olah raga.
·         Geng anak laki-laki sering terlibat dalam perilaku sosial buruk daripada anak perempuan.
·         Kegiatan geng yang populer meliputi permainan dan olah raga, pergi ke bioskop dan berkumpul untuk bicara atau makan bersama.
·         Geng mempunyai pusat tempat pertemuan biasanya yang jauh dari pengawasan orang-orang dewasa.
·         Sebagian besar kelompok mempunyai tanda keanggotaan, misalnya anggota kelompok memakai pakaian yang sama.
·         Pemimpin geng mewakili ideal kelompok dari hampir dalam segala hal lebih unggul daripada anggota-anggota yang lain.
2.      Perbedaan geng anak dengan geng remaja :
Geng anak-Anak
Geng Remaja
Tujuan utama geng anak-anak adalah memperoleh kesenangan, geng mereka terutama adalah kelompok bermain.

Bertujuan menimbulkan kesulitan bagi orang lain sebagai pembalasan terhadap kelalaian kelompok sosial yang benar-benar ada atau di khayalkan.
Geng anak-anak terdiri dari anak-anak yang populer dengan teman-teman sebaya.
Terdiri dari remja yang tidak berhasil memperoleh dukungan teman-teman sehingga mereka bersatu denghan keinginan untuk membalas dendam kepada setiap orang yang tidak menerima mereka.
Geng anak jarang beranggotakan kedua jenis seks.
Anggotanya lebih banyak terdiri dari kedua jenis seks daripada keanggotaan sejenis.
Terdiri dari anak-anak yang usia dan tingkat perkembangannya ssama dan yang mempunyai minat serta kemampuan yang sama.
Terdiri dari individu-individu yang berbeda tingkat usianya dan kemampuan serta minatnya tidak perlu sama kecuali bahwa mereka semua ingin membalas dendam kepada orang-orang yang menolak mereka.

3.      Efek keanggotaan kelompok
Keanggotaan kelompok dapat menimbulkan akibat yang kurang baik pada anak-anak, yaitu :
·         Menjadi anggota geng seringkali menimbulkan pertentangan dengan orang tua dan penolakan terhadap standar orang tua.
·         Permusuhan antara anak laki-laki dengan anak perempuan semakin meluas.
·         Kecenderungan anak yang lebih tua untuk mengembangkan prasangka terhadap anak yang berbeda.
·         Dalam banyak hal merupakan akibat yang paling merusak, adalah cara anak memperlakukan anak-anak yang bukan anggota geng.

4.      Teman pada masa akhir kanak-kanak
Meskipun anak mempunyai hubungan yang erat dengan beberapa anggota kelompok tertentu, namun ia menganggap semua anggota kelompok sebagai “teman” walaupun ia berperan sebagai teman bermain.
Faktor-faktor yang menentukan pemilihan teman :
·         Dianggap serupa dengan dirinya sendiri dan memenuhi kebutuhan
·         Yang berpenampilan menarik, karena daya tarik fisik mempengaruhi kesan pertama.
·         Teman sejenis, daripada yang lawan jenis.
·         Menjelang masa kanak-kanak berakhir, anak lebih menyukai teman dari latar belakang sosial ekonomi, ras, dan agama yang sama.
Pola persahabatan anak-anak jarang yang tetap. Alasan yang sering membuat anak berganti teman :
·         Pertengkaran
·         Kesukaan memerintah
·         Ketidaksetiaan
·         Kecurangan
·         Kesombongan
·         Ketidakcocokan
5.      Status Sosiometris 
Sebelum masa anak-anak berakhir, sebagian besar anak-anak tidak hanya menyadari status sosiometris mereka, yaitu status yang mereka senangi pada kelompok sosial tetapi juga status sosiometris dari teman-teman sebaya mereka. Keterampilan dan kompetisi sosial mempengaruhi status sosiometris anak. Selain itu, urutan posisi anak di dalam keluarga juga mempengaruhi penampilan sosial. Sekali status sosiometris di dalam kelompok telah terbentuk maka hal ini cenderung tetap.
6.      Pemimpin Pada Masa Akhir Kanak-Kanak 
Anak yang dipilih teman-temanya untuk berperan sebagai pemimpin pada masa akhir kanak-kanak mendekati ideal kelompok. Ia tidak hanya disukai oleh sebagian besar anggota kelompok, tetapi juga memiliki ciri-ciri yang dikagumi.
Minat Dan Kegiatan Bermain Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
Karena anak sudah sekolah dan mempunyai pekerjaan rumahan, waktu untuk bermain lebih sedikit dibandingkan ketika ia masih di tahun prasekolah. Selama akhir masa kanak-kanak baik anak laki-laki maupun perempuan sangat sadar akan kesesuaiann jenis permainan dengan kelompok seksnya. Oleh karena itu, ia menghindari kegiatan bermain yang dianggap tidak sesuia untuk kelompok seksnya, tanpa memperhatikan kesenangan pribadi.
1.      Bermain Konstruktif
Membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senag saja, tanpa memikirkan manfaatnya merupakan bentuk permainan yang populer diantara anak-anak yang lebih besar.
2.      Menjelajah
Karena kegiatan menjelajah pada akhir masa kanak-kanak lebih senang bila dilakukan bersama anak lain daripada lingkungan sendiri. Hal ini terutama berlaku pada anak laki-laki daripada anak perempuan karena anak perempuan biasanya dibatasi kemana ia boleh pergi dan apa yang dapat dilakukan.
3.      Mengumpulkan
Mengumpulkan sebagai suatu bentuk bermain, meningkat dan berjalannya masa kanak-kanak, karena kegiatan mengumpulkan berfungsi sebagai sumber iri hati dan gengsi diantara teman-teman dan juga memberikan kesenangan bagi kolektor.
4.      Permainan dan olah raga
Anak yang lebih besar tidak puas lagi memainkan jenis-jenis permainan yang sederhana dan tidak terdiferensiasi, yang merupakan permainan awal masa kanak-kanak. Ia ingin memainkan permainan anak yang lebih besar , seperti bola basket, sepak bola, baseball dan hoki.
Analisis tentang perbedaan-perbedaan seks dalam permainan anak-anak dan menyimpulkan enam perbedaan pokok, yaitu :
·         Anak laki-laki lebih banyak bermain di luar daripada anak perempuan, sebagian karena minat yang lebih besar dalam olah raga.
·         Anak laki-laki bermain dalam kelompok yang lebih besar daripada anak perempuan.
·         Pertmainan anak laki-laki terjadi dalam kelompok yang terdiri dari berbagai usia, sedangkan permainan anak perempuan terjadi dalam kelompok anak yang usianya sama.
·         Anak perempuan lebih sering memainkan permainan laki-laki daripada anak laki-laki memainkan permainan perempuan.
·         Anak laki-laki lebih banyak memainkan permainan yang bersifat pertandingan daripada anak perempuan.
·         Permainan anak laki-laki berlangsung lebih lama daripada permainan anak perempuan.
5.      Hiburan
Apa bila anak tidak bersama kelompoknya pada malam hari, hari-hari libur, atau bila baru sembuh dari sakit ia meluangkan waktu bebasnya dengan menghibuir diri seperti membaca komik, mendengarkan radio, menonton televisi, atau melamun.
6.      Sikap dan perilaku moral
Menurut Piaget, antara usia 5 dan 12 tahun konsep anak mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian yang kaku dan kersa tentang benar dan salah yang dipelajari dari orang tua menjadi berubah dan anak mulai memperhitungkan keadaan-keadaan khusus disekitar pelanggaran moral. Jadi menurut Piaget relativisme moral menggantikan moral yang kaku. Kohlberg memperluas teori Piaget dan menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral akhir masa kana-kanak sebagai tingkat moralitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan dan penyesuaian konvensional.
7.      Perkembangan kode moral
Ketika anak mencapai akhir masa kanak-kanak kode moral berangsur-angsur mendekati kode moral dewasa yang dengannya anak berhubungan dan perilakunya semakin sesuai dengan standar-standar yang ditetapkan oleh orang dewasa.

8.      Peranan disiplin dalam perkembangan moral
Disiplin berperan penting dalam perkembangan kode moral. Penggunaan secara kontinyu teknik-teknik disiplin yang ternyata efektif ketika anak masih kecil, cenderung menyebabkan kebencian pada anak yang lebih besar. Kalau disiplin dibutuhkan dalam perkembanganharuslah disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
9.      Perkembangan suara hati
Jenis disiplin juga biasanya memainkan peran dalam penting dalam perkembangan suara hati. Suara hati yaitu, suatu reaksi khawatir yang terkondisi terhadap situasi dan tindakan tertentu yang telah dilakukan dengan jalan menghubungkan perbuatan tertentu dengan hukuman. Suara hati merupakan “polisi yang diinternalisasikan” yang mendorong anak untuk melakukan tindakan yang benar dan menghindari hukuman.
Rasa bersalah merupakan “penilaian diri negatif yang terjadi bila individu mengakui bahwa perilakunya  bertentangan dengan nilai moral tertentu yang wajib diikuti “, sebaliknya rasa malu adalah “reaksi emosional yang tidak menyenangkan dari individu terhadap penilaian negatif orang lain baik yang merupakan dugaan maupun yang benar-benar terjadi yang mengakibatkan individu mencela diri sendiri berhadapan dengan kelompok.
10.  Pelanggaran hukum pada akhir masa kanak-kanak
Pelanggaran yang umum dilakukan adalah:
a.       Di rumah
·         Berkelahi dengan saudara-saudara
·         Merusak milik saudaranya
·         Mencuri milik saudaranya, dll.
b.      Di sekolah
·         Mencuri
·         Menipu
·         Merusak milik sekolah, dll.


Perkembangan Konsep Diri Ideal
Pada mulanya, konsep diri yang ideal mengikuti pola yang digariskan oleh orang tua, guru dan orang-orang lain dalam lingkunganya. Kemudian, dengan meluasnya cakrawala, juga mengikuti pola atau tokoh-tokoh yang dibaca atau didengar. Dari sumber-sumber yang banyak ini, anak membangun ego-ideal, yang menurut Van dee Daele “berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasikan”. Ego-ideal ini meliputi sifat-sifat yang dikagumi oleh kelompok, karena pada usia ini kedua seks pada berjauhan, maka tidaklah mengherankan kalau anak laki-laki dan anak perempuan mengagumi sfat-sifat kepribadian yang berbeda.
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri pada akhir masa kanak-kanak:
·         Kondisi Fisik
Kesehatan yang buruk dan cacat-cacat fisik menghalangi anak untuk bermain dengan teman-teman dan menyebabkan anak merasa rendah diri dan terbelakang.
·         Bentuk Tubuh
Anak yang terlalu gemuk atau terlalu kecil menurut usianya tidak mampu mengikuti teman-temannya sehingga mengakibatkan perasaan  rendah diri.
·         Nama dan Julukan
Nama yang mengakibatkan cemoohan atau yang menggambarkan status kelompok minoritas dapat mengakibatkan perasaan rendah diri dan  dendam.
·         Status Sosial Ekonomi
Kalau anak merasa bahwa ia memiliki apa yang tidak dimiliki teman-teman sebayanya, ia akan merasa lebih tinggi. Sebaliknya, kalau anak merasa bahwa status social ekonominya lebih rendah dari pada teman-teman sebaya, ia cenderung merasa rendah diri.
·         Lingkungan Sekolah
Penyesuaian diri yang baik didukung oleh guru yang kompeten dan yang penuh pengertian.
·         Dukungan Sosial
Dukungan atau kurangnya dukungan dari teman-teman mempengaruhi kepribadian anak melalui konsep diri yang terbentuk.
·         Keberhasilan dan Kegagalan
Berhasil menyelesaikan tugas-tugas memberikan rasa percaya diri dan menerima diri sendiri, sedangkan kegagalan menyebabkan timbulnya perasaan kurang mampu.
·         Seks
Anak perempuan menyadari bahwa peran seks yang harus dijalankan lebih rendah dari pada peran anak laki-laki, dan keadaran  ini menyebabkan menurunya  penilaian diri.
·         Inteligensi
Inteligensi yang sangat berbeda dari normal akan memberikan pengaruh buruk kepada kepribadian. Anak yang inteligensinya kurang dari rata-rata merasakan kekurangannya dan merasakan adanya sikap yang menolak dari kelompok.
2.      Mencari Identitas
Pencarian identitas ini dimulai pada bagian akhir masa kanak-kanak dan mencapai tahap kritis pada masa remaja. Menurut Erikson, “Identitas diri” berarti perasaan dapat berfungsi sebagai seseorang yang tersendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain. Ini berarti menjadi seorang kelompok tetapi sekaligus memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan kelompok  yang merupakan kekhususan dari individu itu. Untuk memperoleh identitas diri, anak harus mempunyai keyakinan bahwa ia harus  bertindak mandiri.

Bahaya Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
Bahaya akhir masa kanak-kanak dapat berbentuk bahaya fisik dan psikologis. Namun, selama masa akhir kanak-kanak, reaksi psikologis dari bahaya fisik sangat penting dan hal ini akan ditekankan.
1.      Bahaya Fisik
Sebagai akibat dari adanya teknologi medis baru untuk mendiagnosis, mencegah dan merawat berbagai penyakit, maka tingkat kematian selama masa kanak-kanak tidak sering seperti di masa lampau. Namun, kecelakaan masih tetap menyebabkan kematian pada anak periode ini.
Meskipun banyak bahaya fisik dari tahun-tahun sebelumnya terus berlangsung sampai akhir masa kanak-kanak, namun akibatnya pada keadaan fisik anak tidak sehebat sebelumnya. Sebaliknya, akibat psikologis lebih besar dan lebih menetap. Dibawah ini dibahas bahwa fisik yang utama.


·         Penyakit
Karena vaksin terhadap sebagian besar penyakit anak-anak sekarang mudah didapat, maka penyakit yang diderita anak-anak terutama adalah salasma dan gangguan-gangguan pencernaan, yang jarang menimbulkan akibat fisik yang lama.
·         Kegemukan
Kegemukan merupakan bahaya fisik tidak saja bagi kesehatan, misalnya anak lebih cenderung menderita diabetes, tetapi juga bagi sosialisasinya. Anak gemuk sulit mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai keterampilan-keterampilan yang penting untuk keberhasilan social. Di samping itu teman-teman sering mengganggu dan mengejek dengan menyebut “gendut” atau sebutan-sebutan lain yang membuat anak merasa rendah diri.
·         Bentuk Tubuh yang tidak Sesuai
Anak perempuan yang bentuk tubuhnya kelaki-lakian dan anak laki-laki yang penampilan fisiknya seperti perempuan sering dicemooh oleh teman-teman dan dikasihani orang-orang dewasa. Akibatnya penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial cenderung memburuk, terlebih lagi anak laki-laki sebaliknya, bentuk tubuh yang sesuai dengan seksnya membantu penyesuaian diri yang baik.
·         Kecelakaan
Keadaan ini dapat menyebabkan rasa takut terhadap semua kegiatan fisik dan dapat meluas ke bidang-bidang perilaku lain,kalau ini terjadi maka dapat berkembang menjadi rasa malu yang mempengaruhi hubungan sosial,pekerjaan sekolah dan kepribadian.
·         Ketidakmampuan fisik
Besarnya pengaruh dari akibat ini bergantung pada derajat ketidakmampuan dan pada cara perlakuan teman-teman, terutama teman-teman sebaya. Ada teman-teman yang menunjukan belas kasihan dan memperhatikan anak cacat, tetapi ada pula yang mengabaikan. Menolak bahkan mencemooh.
·         Kecanggungan
Kalau anak mulai membanding-bandingkan diri dengan teman-teman seusia, ia sering mendapatkan bahwa kecanggungan dan kekakuan menghalanginya untuk melakukukan apa yang di lakukun oleh teman-teman. Akibatnya,anak memulai memandang diri kurang dari teman-teman sebaya dan bernasib buruk.
·         Kesederhanaan
Kesederhanaan dapat dan sering merupakan bahaya bilamana orang-orang bereaksi kurang baik dan mengemukakan perasaan dalam cara memperlakukan anak yang sederhana.   
2.      Bahaya Psikologi
·         Bahaya dalam Berbicara
Ada empat berbicara yang umum terdapat pada akhir masa kanak-kanak: (1)kosa kata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas disekolah dan menghambat komunikasi dengan orang-orang lain. (2) kesalahan dalam berbicara. (3) anak yang mempunyai kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia “berbeda” (4) pembicaraan yang bersifat egosentris yang mengeritik dan merendahkan orang lain, dan yang bersifat membual akan ditentang oleh teman-teman.
·         Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang-orang dewasa, kalau ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan.
·         Bahaya Sosial
Terdapat lima jenis anak yang penyesuaiannya dipengaruhi oleh bahaya sosial. Pertama, anak yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman-teman akan kurang mempunyai kesempatan untuk belajar bersifat sosial. Kedua, anak yang terkucil, yang tidak memiliki persamaan dengan kelompok teman-teman akan menganggap dirinya “berbeda” dan merasa tidak mempunyai kesenpatan yang tidak diterima oleh teman-teman. Ketiga, anak yang mobilitas sosisal dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan yang diterima oleh kelompok yang sudah terbentuk. Keempat, anak yang berasal dari kelompok rasa tau kelompok agama yang terkena prasangka. Dan Kelima, para pengikut yang ingin jadi pemimpin kemudian menjadi anak yang penuh dengki dan tidak puas.


·         Bahaya Bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan terasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainan dan olah raga yang penting untuk menjadi anggota kelompok. Anak yang dilarang mengkhayal karena “membuang waktu” atau dilarang melakukang kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang kaku.
·         Bahaya dalam Konsep Diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri dan tidak puas pada perlakuan orang lain..
·         Bahaya Moral
Ada enam bahaya yang umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak; (1) perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak serupa dengan kode orang dewasa; (2) tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap perilaku; (3) disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan; (4) hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak; (5) mengannggap dukungan teman-teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga perilaku itu menjadi kebiasaan; dan (6) tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.
·         Bahaya yang Menyangkut Minat
Ada bahaya yang umum dihubungkan minat masa kanak-kanak, pertama, tidak berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya dan kedua, mengembngkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.
·         Bahaya dalam penggolongan peran seks
Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks yang dianggap pantas oleh teman-teman sebaya, dan ketidakmauan untuk melakukan peran seks yang di anggap pantas oleh teman-teman sebaya, dan ketidakmauan untuk melakukan peran seks yang di setujui bahaya yang pertama cenderung berkembang bila anak di besarkan oleh keluarga dimana orang tuanya melakukan peran seks yang berbeda dengan orang tua teman-teman, bahaya yang kedua berkembang bilamana anak laki-laki di harapkan mendapat peran sederajat dan anak perempuan di harapkan melakukan peran-peran tradisional.
·         Bahaya hubungan keluarga
Bertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal melemahkan ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk, serta masalah-masalah yang di bawa ke luar rumah.
·         Bahaya dalam perkembangan kepribadian
Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode ini. Pertama, perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri, kedua, egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak. Egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang palsu.
Kebahagiaan Pada Akhir Masa Kanak-Kanak
Ahkir masa kanak-kanak dapat dan harus merupakan periode yang bahagia dalam rentang kehidupan. Meskipun periode ini bukan masa yang sepenuhnya gembira kerana anak di harapkan memikul tambahan tanggung jawab di sekolah dan di rumah, keberhasilan dalam melaksanakan tanggung jawab ini terlebih yang di anggap penting oleh orang-orang akan menambah kebahagiaan.
Banyak faktor yang menimbulkan kebahagiaan anak-anak. Beberapa di antaranya juga merupakan faktor yang penting pada masa awal kanak-kanak, tetapi sekarang faktor-faktor tersebut berbeda pengaruhnya karena minat dan pola kehidupan anak telah berubah dan karena anak ingin lebih banyak meluangkan waktu dengan teman-teman sebaya.
Sekalipun anak yang lebih besar banyak bermain di luar rumah, tetapi suasana rumah dan hubungan-hubungan dengan berbagai anggota keluarga merupakan dua factor yang sangat penting dalam kebahagiaan. Kalau hubungan dengan keluarga bersifat hangat dan penuh kasih saying meskipun kadang-kadang terjadi pertentangan dan memperoleh hukuman atas perilaku nya yang salah, anak akan merasa bahwa keluarga mencintai dan memperlakukan nya secara adil. Kebahagiaanya akan bertambah besar bila suasa rumah tenang dan gembira.
Anak yang berbahagia pada akhir masa kanak-kanak belum tentu merasa bahagia pada tahap-tahap selanjutnya, tetapi kondisi-kondisi yang menimbulkan kebahagiaan dalam periode ini juga akan menimbulkan kebahagiaan pada periode berikutnya. Sekalipun dalam pemilihan teman pada masa remaja dan pada masa dewasa menggunakan nilai-nilai, tetapi individu yang belajar berperilaku sosial yang baik pada waktu muda akan mempunyai dasar untuk mengembangkan pola-pola perilaku baru untuk menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru.

1 komentar:

  1. TERIMA KASIH
    MY BLOG
    MY CAMPUS

    Fatma widya ningrum Fatma.wn08@gmail.com Blog.binadarma.ac.id/ay_ranius/

    BalasHapus